Not known Facts About buku sirah nabi muhammad ustaz wadi anuar

Jika selama ini ayat-ayat al-Qur’an hanya dijadikan alat “pengesah” atau “penguat” dari kisah tertentu yang terkait dengan kehidupan Nabi saw., dalam buku ini M. Quraish Shihab justru membaliknya, yaitu menjadikan ayat-ayat al-Qur’an sebagai alat “penyeleksi” terhadap satu kisah, apakah ditolak atau diterima.

sangat otoritatif untuk dirujuk. Selain itu, kelebihan lain dari buku ini ialah penyebutan riwayat-riwayat ketika mengutip pandangan para tabiin dan sahabat.

Penderitaan yang mereka alami sangat besar, dan yang dapat menandinginya hanyalah kerugian yang diderita oleh keluarga bani Makhzum. Namun pembesar bani Makhzum, yakni Abu Jahal ikut tewas bersama pembesar lainnya sehingga riwayat keluarga tersebut telah berakhir dan musnah, sementara Abu Sufyan yang merupakan pemimpin keluarga bani Abd Syams tidak ikut bertempur meski putranya ikut tewas. Abu Sufyan adalah tokoh Qureisy yang berpandangan jauh, berpikiran tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh perasaan. Ia dapat dengan tenang mengambil alih tonggak kepemimpinan di Mekkah walaupun banyak pembesar Qureisy yang tidak mendukungnya. Dari pasca perang Badr hingga perang Khandaq Abu Sufyan, di kemudian hari akan tetap memegang tonggak kepemimpinan Qureisy, dan akan kembali lagi kepadanya setelah perang al-Hudeibiyah. Pada masa kepemimpinannya terbuka jalan bagi hubungan antara Islam dan Mekkah sebagai pendahuluan bagi masuknya Islam tanpa perang atau perlawanan yang hanya akan menghabiskan tenaga. Persoalan utama yang diderita oleh Abu Sufyan dalam dirinya sebenarnya adalah ketidak mampuannya mempercayai Islam sepenuh hati setelah Mekkah takluk karena materialisme dan loyalitasnya yang amat mendalam terhadap ideologi jahiliyah berikut wataknya yang 'kering-rasa'. Selama memimpin Qureisy dalam pergelutan melawan Islam tidak pernah melakukan hal-hal yang berarti. Padahal sebenarnya ia memiliki potensi untuk itu, penyebabnya adalah ia tidak mendapatkan dukungan penuh dari sebagian kelompok Qureisy seperti keluarga bani Zuhrah. Abu Sufyan bersikeras tidak boleh menangisi orang-orang yang telah tewas agar Muhammad dan kaum muslim tidak memandang rendah. Seluruh perhatiannya terpusat pada balas dendam, seakan-akan persoalan antara Mekkah dengan umat Islam adalah persoalan balas dendam.

Sesungguhnya kepemimpinan Muhammad berdasar kepada tiga azas yaitu: akidah, syari'at dan moralitas Islam. Dan berkat kepemimpinan beliau dengan sistim syura (permusyawaratan) dan sistim pendidikan dengan ketauladanan yang baik, telah berhasil menghidupkan dan membangkitkan kesadaran positif manusia yang merupakan dasar bagi bangunan suatu umat yang kokoh. Kesadaran positif buku nabi muhammad pdf yang telah menghantarkan masyarakat Madinah di bawah bimbingan Rasulullah, kepemimpinan Abu Bakar dan Umar ibn Khattab serta sebagian masa pemerintahan Usman ibn Affan, ke arah keberhasilan yang gemilang. Mengenai kesadaran positif yang dimaksud ada satu contoh menarik. Sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Peperangan selalu terjadi antara golongan Aous dan Khazraj21. Orang-orang Yahudi adalah penyuluh utama peperangan tersebut dengan mengadu domba mereka. Kekalahan yang diderita golongan Khazraj menyebabkan yang disebut terakhir mengadakan pendekatan kepada kaum Qureisy untuk memeperoleh pakta pertahanan bersama. Seperti disinggung sebelumnya, Rasulullah telah menggunakan kesempatan kunjungan mereka ke Mekkah untuk diajak masuk Islam tetapi mereka menolak. Hal yang sama dilakukan Rasulullah ketika giliran golongan Aous yang datang ke Mekkah dengan tujuan yang sama. Kepada mereka yang disebut terakhir ini Rasulullah berhasil mengadakan kontak pembicaraan dan memperoleh harapan akan mendapat dukungan. Suatu langkah yang akan menjadi titik awal dari kejayaan Islam. Bagaimanakah permusuhan yang sudah turun-temurun itu terhapuskan sehingga tiada pernah terdengar lagi sesudah Rasulullah hijrah?

Dari situ, pembaca bisa memetik hikmah tentang kenapa nabi terakhir diturunkan di kalangan bangsa Arab, dan seberapa bobroknya kondisi masyarakat saat itu sehingga membutuhkan seseorang yang mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik.

Hal itu akan lebih baik dari pada hanya sekedar mengulang-ulang yang sudah ada. Pendekatan yang kami tawarkan tidak puas dengan riwayat dan penumpukan knowledge tetapi didasarkan kepada pemikiran, perenungan dan pertimbangan rasional sesuai dengan pendekatan dan logika sejarah. Kami memilah pendapat pendahulu yang layak untuk diterima dan dihormati. Oleh karena pendekatan emosional dan orientasi akhirat mereka menganggap bahwa kesempurnaan agama mengharuskan seseorang mengorbankan kebenaran demi memperoleh kepuasan perasaan, padahal hal itu tidak benar karena Islam adalah ilmu dan amal, jiwa dan raga, rasa dan nalar, dunia dan akhirat. Ada sementara anggapan yang mengatakan bahwa tujuan Rasulullah memperbanyak isteri adalah karena ingin mengambil simpati suku-suku Arab. Sesungguhnya asumsi tersebut amat jauh dari kebenaran. Meskipun perkawinan adalah ikatan suci yang dihormati dan dianjurkan dalam alQur'an namun tidaklah layak bagi seorang Muhammad melakukannya dengan tujuan politik. Buktinya, beliau tidak menikahi satu perempuan pun dari kaum al-anshar padahal secara politik kaum al-anshar lebih berhak untuk didekati. Rasulullah tidak pernah menikahi seseorang dengan tujuan menjinakkan suatu golongan atau suku. Muhammad SAW membangun kota Madinah sebagai satu kesatuan negeri yang terdiri dari oaseoase yang selama bertahun-bertahun saling berjauhan dan penduduknya saling bermusuhan. Dibandingkan dengan keadaan sebelumnya, populasi penduduk Madinah bertambah lima kali lipat sejak Rasulullah Hijrah. Madinah lantas menjadi tempat tinggal ideal bagi orang-orang yang merindukan stabilitas keamanan dan keadilan serta berkah dan kesejahteraan hidup berdekatan dengan Rasulullah dalam merealisasikan ajakan al-Qur'an untuk berhijrah. 24

Bahkan bisa saja seorang mata-mata menyelinap masuk dalam rombongan kaum muslim untuk membunuh Rasulullah, tetapi begitu ia memandang wajah Rasulullah dan mendengar suaranya, kebencian dalam dirinya tiba-tiba terhapus begitu saja dan menjadi orang yang paling cinta kepada beliau, lalu menyatakan diri memeluk Islam. Di antara faktor-faktor yang mendorong penulis mengajak para pembaca untuk mengkaji almaghazy, sejarah peperangan Rasulullah, adalah bahwa ketika kajian di sekitar perjalanan hidup Rasulullah sudah rampung dan segera memulai kajian mengenai Al-Maghazy, ternyata banyak sekali keistimewaan dan keahlian yang dimiliki oleh Rasulullah yang sebelumnya kita tidak ketahui. Dalam studi ini kita akan mempelajari secara rinci keistimewaan dan kelebihan tersebut. Meskipun kaum muslim terdahulu banyak menulis buku tentang al-maghazy secara lengkap dan menjadi referensi induk, namun yang utuh diantaranya hanyalah karya Al-Waqidi 207 H sekitar 822M. Tapi banyak penulis lain yang secara terpisah menguraikan paragraf atau yang kurang dalam referensi induk tersebut sehingga dapat menjadi ganti bagi yang hilang. Kita tetap berharap bahwa referensi yang hilang tersebut pada suatu hari dapat ditemukan kembali. Di antara penulis yang memenuhi kebutuhan tersebut sesudah Al-Waqidi adalah Ibnu Sa'd dalam karyanya al-thabaqat, disusul oleh Ibnu Hisyam yang menyusun kembali karya Ibnu Ishaq dengan banyak menambah dan mengurangi, namun secara umum masih menggambarkan pemikiran asli, kemudian al-Thabary dan Al-Baladzary. Pada volume II karya Al-Baladzary dengan judul ansab al-asyraf, di antaranya ada yang sudah dipublikasikan, banyak berbicara tentang al-maghazy walaupun dalam konteks biografi para sahabat. Demikian juga pada tulisan-tulisan yang muncul kemudian, baik yang tebal maupun yang tipis, terdapat rincian berharga yang sepantasnya diperhatikan oleh setiap peneliti sejarah.

Qureisy di Ka'bah dan kebetulan Rasulullah sedang duduk di salah satu pojoknya. Orang-orang Qureisy ingin memperolok-olok Rasulullah maka mereka mununjuk ke arah Rasulullah sembari berkata kepada sang pedagang : apakah kamu melihat orang yang sedang duduk itu ? pergilah kesana nanti ia yang akan menyelesaikan persoalanmu. Mereka melakukan hal ini karena mengetahui ketegangan antara Rasulullah dengan Abu Jahal. Mereka pun yakin bahwa Muhammad tidak akan mampu membantu sang pedagang. Tapi setelah Rasulullah mendengar pengaduannya, beliau bangkit sementara orang-orang Qureisy tercengang melihatnya dan mengira bahwa Muhammad akan membayarnya dari hartanya sendiri. Tapi ternyata beliau mengajaknya menuju kediaman Abu Jahal lalu mengetuk pintu. Diriwayatkan oleh Yunus ibn Bakier dari Muhammad ibn Ishaq dari Abu Sufyan Al-Tsaqafi yang berkata :"Demi Allah, begitu melihat wajah Rasulullah di pintu ia (Abu Jahal) seketika pucat dan Muhammad pun berkata kepadanya: berikan hak orang ini, yang dijawabnya: ya, jangan tinggalkan tempat sebelum seluruh haknya aku bayarkan. Beberapa saat setelah itu orang-orang Qureisy menanyakan kepada Abu Jahal: apa yang terjadi, demi Tuhan kami belum pernah menyaksikan hal seperti itu? jawab Abu Jahal: "tunggu dulu, demi Tuhan, begitu ia mengetuk pintu dan mendengar suaranya aku ketakutan, aku melihat ke arahnya bagaikan aku mengahadapi unta raksasa yang sedang lepas kendali, aku merasa jika tak menunaikan keinginannya bisa-bisa aku habis riwayat" Secara umum hikayatnya dapat diterima kecuali penghujungnya. Muhammad observed merasa terpaksa bangkit menolong orang tersebut kala melihat olok-olokan orang-orang Qureisy yang sebenarnya tidak pernah akan memperbolehkan bagi dirinya menerima perlakuan seperti itu meskipun beliau terkenal dengan perangai rendah hati dan pema'af. Kemudian beliau menyadari bahwa dirinya adalah kemanakan Abu Thalib yang ikut menyetujui perjanjian hilf al-fudlul, suatu perjanjian yang mengharuskan kepada setiap anggotanya memperlakukan kaum lemah dengan baik dan menjamin hak-hak mereka.

Kebijakan-kebijakan apakah gerangan yang ditempuh Rasulullah dalam melunakkan hati mereka yang sudah saling membenci sehingga dapat bersatu dalam satu ikatan persaudaraan yang dinamakan al-anshar? Bukankah kenyataan ini suatu bukti kehebatan Muhammad sebagai seorang pemberi petunjuk? Apakah dalam hal ini beliau perlu menggunakan konsep-konsep diplomasi atau politik ? Sungguh amat nyata bahwa tiada yang diandalkan oleh Rasulullah dalam mencapai semua itu kecuali kekuatan iman, kebesaran petunjuk dan kedalaman cintanya kepada manusia dan kepada kebaikan. Ironisnya, kedua golongan yang bermusuhan tersebut masing-masing datang ke Mekkah untuk memperoleh bantuan militer dari kaum Qureisy dalam rangka melanjutkan peperangan. Ketika salah satu kelompok-kelompok tersebut ditakdirkan bertemu dengan Rasulullah, mereka lantas tidak memikirkan perang lagi sebab ternyata Rasulullah membawa sesuatu yang belum pernah dikenal mereka, yakni cinta dan kedamaian. Dalam suatu pertemuan di quba', di kediaman sahabat Sa'd ibn Khaithama dan di hadapan Rasulullah, pemimpin Khazraj yang bernama As'advertisement ibn Zarara mengajak pemimpin kelompok Aous, Abu al-Haitham ibn al-Tihan untuk lebih memperkokoh perdamaian antara kedua golongan agar tidak terjadi lagi perselisihan untuk selama-lamanya. Bahwa semasa hidup Rasulullah perselisihan antara mereka tidak pernah muncul, memang merupakan kenyataan yang tak dapat dibantah, tetapi hal itu tidak berarti bahwa benih-benih perpecahan sudah hilang sama sekali mengingat faktor-faktor perselisihan tetap ada selama manusia hidup dan dalam bermasyarakat.

Selama ini Rasulullah belum pernah mengeluarkan surat tugas seresmi dan dalam bentuk seperti itu, menandakan bahwa kini tiba saatnya beliau mengajarkan bagaimana mempersiapkan, memimpin dan mengatur siasat perang, setelah sekian lama sudah melakukan latihan-latihan dalam menjadikan umat seluruhnya pejuang sebagai tentara di kala perang dan sipil di kala damai. Sebelum wafat, umatnya sudah menjadi basis kekuatan militer teratur rapi dan mampu berperang berdasarkan kaedah-kaedah dan prinsip-prinsip kemiliteran. Kemenangan umat Islam dalam perang melawan suku Huwazin dan sekutunya Tsaqief, perang Hunein dan Authas adalah contoh-contoh yang paling dekat. Meskipun lawan-lawan mereka cukup kuat dan pertempuran berlangsung dalam kondisi geografis yang amat berat, namun mereka mampu memenangkan perang secara gemilang dengan kerugian yang sangat tipis, sebab dalam peperangan-peperangan tersebut tercatat hanya empat orang dari kaum muslim yang mati syahid. Di antara ajaran Raulullah yang sangat berharga adalah penanaman sikap disiplin dan ketulusan hati pasukan seperti yang tercermin dalam surat perintahnya yang berbunyi: “Jangan sekali-kali memaksa seseorangpun untuk maju bersamamu, tetapi majulah sesuai dengan perintahku bersama siapa saja yang sukarela, hingga tiba di kawasan nakhla untuk memantau kafilah Qureisy”. Islam meminta kepada umatnya agar menjadi pejuang secara sukarela, berdasarkan cinta kepada Allah dan agama-Nya serta tanpa pamrih dalam mempertahankan agama. Dalam surat perintah Rasulullah tidak terdapat instruksi perang, tetapi terjadi juga di mana satu orang orang Qureisy terbunuh dan dua ditawan oleh kaum muslimin. Rasulullah menyayangkan terjadinya pertempuran karena dua hal; pertama, beliau tidak memberikan instruksi perang; kedua, hari itu masih termasuk bulan Rajab yang merupakan satu di antara bulan-bulan haram, 79

tidak ada yang berindikasi pengaruh racun. Namun Rasulullah sendiri menyinggung adanya hubungan antara usaha percobaan meracun beliau dengan penyakit yang diidapnya. Penyakit yang menyebabkan wafatnya. Agar persoalannya menjadi lebih jelas kami akan memaparkan dengan singkat peristiwa percobaan meracun Rasululah dari riwayat versi al-maghazi karya Muhammad ibn Umar AlWaqidi, meski menurut ulama hadis belakangan, al-Waqidi adalah yang ‘tertuduh’, barangkali karena ia tidak mengikuti cara dan pendekatan yang dianut mereka dalam meriwayatkan suatu berita. Agak berbeda memang dengan pendekatan ilmu hadis dan hal ini tidak menyenangkan bagi ulama hadis. Untuk itu Ibn Katsier berkata: “al-Waqidi memuat berita-berita tentang wafatnya Rasulullah secara berlebihan dan sarat dengan informasi yang cukup aneh. Kelemahannya terdapat pada komposisi sanad yang lemah, teks yang tidak akurat terutama menyangkut berita-berita yang diceritakan oleh para ‘tukang hikayat’ masa belakangan. Riwayat-riwayat tersebut umumnya palsu tentunya, sedangkan dalam hadis-hadis shahih dan hasan yang termuat dalam kitab-kitab hadis populer sudah tersedia. Dengan demikian, tidak perlu memperhatikan ‘omong kosong’ dan berita-berita yang tidak diketahui sanadnya.” Mengenai hadis racun, para perawi yang diandalkan mengatakan bahwa setelah Rasulullah observed menduduki dan menguasai Khaebar seorang wanita bernama Zainab binti Al-Harits ibn Abi AlHaqiq dengan penuh dengki berencana meracun Rasulullah. Pertama-tama ia mencari tahu bagian manakah dari daging kambing yang paling disukai oleh Muhammad? Mereka menjawab: kaki depan dan bahunya. Maka ia pun menangkap seekor kambing piaraannya dan memotongnya lalu ia minta tolong kepada orang-orang Yahudi untuk menunjukkan racun yang paling ampuh. Merekapun memberi kan kepadanya kemudian ia memasangnya pada kambing (yang sudah terpotong) dengan memperbanyak pada bagian kaki depan dan bahu.

نظرة إجمالية على الوضع الديني في القرن السادس الميلادي( البلاد والأمم، العصر الجاهلي، جزيرة العرب قبل البعثة، مكة زمن البعثة، من الولادة إلى البعثة...)

Perlu diperhatikan di sini bahwa Rasulullah selalu berusaha menjadi pemrakarsa pertama dengan langkah antisipasinya yang lebih cepat. Kepribadian beliau sama sekali bertentangan dengan sikap-sikap reaksionil yang menunggu sesuatu terjadi baru mengambil tindakan. Beliau segera mengutus ekspedisi nakhla dengan tujuan ingin meguji kekuatan Mekkah dan reaksinya. Dalam operasi tersebut beliau mempersiapkan personil dan komandan pasukan yang terbaik dengan menunjuk Abdullah ibn Gahsy, seorang yang dikenal sangat disiplin di antara pemuka-pemuka sahabat, sebagai komandannya. Penunjukannya berjalan sangat resmi dan tegas. Selepas shalat Isya beliau memanggil Abdullah ibn Gahsy dan membisikkan: “Datanglah shalat subuh dengan senjata lengkap, aku akan mengutusmu untuk suatu misi”. Setelah shalat subuh, ia mendahului ke kediaman Rasulullah, dan setibanya beliau segera memanggil sekretarisnya, Ubay ibn Ka'b untuk menulis surat perintah yang berbunyi sebagai berikut: “penulis menunjuk saudara sebagai komandan pasukan dan setelah berjalan dua malam, bukalah surat ini, selanjutnya laksanakan isinya”. Bertanya Abdullah ibn Gahsy: “Kearah mana kami wahai Rasulullah?” Jawab beliau:”Ke arah Rukbah al-Najdiyah”. Orientalis Amerika, Mardson Johons, yang mempublikasikan naskah lengkap Al-Waqidi membacanya Rakibbah, dan pada catatan kaki tulisannya ia menafsirkan Rakibbah sebagai suatu sumur, padahal tidak demikian kenyataannya. Yang benar adalah Rukbah, yaitu salah satu bukit di sebelah timur laut dari arah Mekkah yang namanya masih dikenal sampai sekarang, sedangkan al-najdiyah adalah jalur perdagangan Mekkah-Iraq melewati Nejd yang juga masih tetap terpelihara sampai sekarang, walupun dengan ganti nama jalur Zubeidah, mengabadikan nama permaisuri Raja Harun Al-Rasyid yang bernama Zubeidah, yang dikenal sangat memperhatikan perbaikan dan pemeliharaan jalur niaga tersebut berikut sumber mata air yang ada di sekitarnya.

berkata:”demi Allah tanganku tidak tahan merasakan panas demam dalam tubuhmu wahai Rasulullah, yang lain mengatakan: betapa berat sakitmu wahai Rasulullah”, yang dijawab oleh beliau: "kami para Nabi-Nabi diberi cobaan yang lebih berat". 5. TAK AKAN ADA LAGI BERITA DARI LANGIT Kita telah menyinggung makna politis pindahnya Rasulullah dari rumah Maemunah ke rumah Aisyah. Kini saatnya mengajukan berbagai bukti dan facts yang memperkuat asumsi tersebut karena di saat Rasulullah sedang bergelut menghadapi akhir ajalnya bersamaan dengan itu pula pergelutan mengenai siapa yang akan melanjutkan kepemimpinannya juga telah dimulai. Amanat yang akan ditinggalkan oleh Rasulullah cukup banyak dan berat: agama Allah yang lurus berikut umatnya yang telah dipersiapkan untuk membela dan memelihara agama serta bertanggung jawab atas penyebarannya; umat yang telah dibangun, dibina dan dikembangkan oleh beliau berdasarkan pilar-pilar agama yang kokoh dan telah merekrut tenaga-tenaga pemimpinnya. Jika ketentuan Allah menghendaki bahwa beliau harus kembali ke pangkuan-Nya perlu ada pemimpin atau sekolompok pemimpin yang dapat melanjutkan perjuangan. Pertanyaannya adalah siapakah pemimpin tersebut? atau terdiri dari siapakah kelompok pemimpin tersebut? Memahami situasi demikian Al-Abbas yang cukup lihai membaca situasi segera mengajak 'Ali menemui Rasulullah menanyakan "apakah persoalan (pengganti beliau) berada di tangan kita atau jika harus dengan orang lain kita meminta supaya beliau mewasiatkan untuk kita, yang dijawab oleh 'Ali: tidak, jika (ketahuan) kita memintanya sekarang, orang tidak akan memberikannya kepada kita sesudah beliau pergi". Jadi, ada 'persoalan' dimana orang harus mengetahui siapa yang akan berhak memegang tanggung jawab politik dan keagamaan yang sangat besar itu berkenaan dengan perjalanan dan kesinambungan perjuangan umat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *